Menelusuri Pameran “Borneo Dalam Drawing” Komunitas PEKAT di Kota Palangka Raya

Kota Palangka Raya adalah salah satu kota yang menampilkan banyak kreasi Seni khas Suku Dayak. Salah satu kekayaan Seni yang diterlihat di Kota Palangka Raya banyak terlihat dari bentuk-bentuk Seni Rupa. Banyak lukisan dan ukiran ornamen khas Suku Dayak yang ditemui di tiap sudut kota.

Ketika saya berkunjung ke Kota Palangka Raya saat bertepatan dengan Pekan Festival Budaya Isen Mulang 2022 dalam rangka HUT Kalteng ke-65 silam, saya mendapati sebuah pertunjukkan pameran Seni Lukis atau Pameran Drawing di sebuah situs UPT atau Gedung Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah.

Pameran Seni Drawing ini dipersembahkan oleh Komunitas Perupa Kalimantan Tengah atau disingkat PEKAT. Pelaksanaan Pameran Drawing ini dilaksanakan sebagai peringatan Bulan Menggambar Nasional yang jatuh pada Bulan Mei 2022. Pergelaran Pameran ini memiliki tajuk berupa “Borneo dalam Drawing”, dan Event ini menjadi sebuah wadah untuk para Seniman yang ada di Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangka Raya. Pelaksanaan Pameran ini dilaksana oleh anggota PEKAT yang dipimpin koordinator Donny Paul.

Keseruan Pameran Seni Drawing PEKAT

Pameran Seni Drawing yang terlaksana sejak tanggal 14 Mei hingga 22 Mei 2022 tersebut mendapat beragam respon dan mengundang animo masyarakat untuk hadir ke UPT Taman Budaya Kalteng di Kota Palangka Raya. Kebetulan pelaksanaan Pameran ini berlangsung secara bersamaan dengan Pekan Festival Budaya Isen Mulang 2022 di Kota Palangka Raya. Lokasi Gedung tempat Pameran Seni Drawing ini berada dalam kompleks yang sama dengan pelaksanaan Lomba-lomba FBIM 2022, sehingga para pengunjung atau masyarakat banyak menikmati suguhan pertunjukkan kesenian yang tersaji di tiap sudut saat itu.

Saat mengunjungi Pameran Drawing, kita akan diminta mengisi buku tamu dan menaati peraturan untuk tidak menyentuh lukisan secara langsung. Kemudian para pengunung akan menelusuri selasar pameran yang disajikan beragam lukisan dengan berbagai jenis aliran dan media lukis. Selain pada media kanvas dan kertas, media lukisan yang ditemukan dapat berupa Piring, Anyaman Bambu (Tampah), Kain, hingga pada Body Motor Vespa. Sangat unik dan menarik ya!

Salah satu pengunjung yang datang ke Pameran

Menurut sumber yang diungkapkan oleh Koordinator PEKAT Donny Paul, pameran Seni ini diikuti oleh 100 peserta berkategori Seniman dan Pengrajin Seni Rupa. Para Seniman PEKAT ini berharap Pameran-pameran ini akan sering dilaksanakan sebagai wadah apresiasi bagi para Seniman khususnya yang bergelut di bidang Seni Rupa.

Selain penyajian Pameran Seni Drawing oleh Komunitas PEKAT, juga ditemui Pameran Seni Kriya berupa produk-produk lokal dengan corak khas Suku Dayak. Seni Kriya tersebut diperjual belikan oleh kelompok UMKM tertentu dan para Seniman Kriya yang ada di Kota Palangka Raya. Ada pun Seni Kriya yang saya temui antara lain berupa; Kain Batik bercorak Dayak, Anyaman Tikar dengan corak ornamen Dayak, Bandana Kepala yang disebut Lawung, pernak-pernik merchandise, barang-barang tekstil dan juga Mandau.

Lukisan Pameran “Borneo Dalam Drawing”

Mengenal Pelukis Terkenal di Kalimantan Tengah

Selama penyusuran saya saat menikmati beragam karya lukis dan sketsa di Gedung UPT Taman Budaya Kalteng, saya menemui banyak jenis lukisan tingkat tinggi dengan akurasi lukisan dan gradasi warna yang sangat indah. Lukisan-lukisan ini lebih menonjol dibandingkan lukisan lainnya, karena dipajang di selasar terpisah, serta beraliran Realisme dan Ekspresionisme. Ternyata lukisan-lukisan tersebut adalah karya seni yang dibuat oleh salah satu Pelukis Terkenal di Kalimantan Tengah bernama Pebruarison Lampang.

Karya-karya Lukis dari Pak Pebruarison Lampang cukup banyak dipajang di Aula Gedung UPT Taman Budaya Kalteng. Beliau ikut berpartisipasi untuk meramaikan Pameran Seni Lukis yang diselenggarakan selama Bulan Menggambar Nasional. Saat itu saya memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dan mewawancara beliau. Saat berkenalan, beliau terbiasa dipanggil dengan nama panggilan Pak Lampang. Pak Lampang sudah beberapa kali memamerkan karya-karya lukisnya di Pameran Seni Lukis Kota tingkat Provinsi, hingga ke Regional Pulau Kalimantan. Selain melukis diatas media kanvas, Pak Lampang juga menghasilkan lukisan mural dengan media dinding. Banyak lukisan Pak Lampang yang ditemukan dibeberapa sudut bangunan Kota Palangka Raya dan sangat ikonik.

Kunjungan saya saat ini sangat berkesan dan penuh pengalaman, serta memiliki keberuntungan untuk mengenal langsung salah satu pelukis Terkenal di Kalimantan Tengah. Pak Pebruarison Lampang dengan sangat ramah telah banyak memberikan cerita dan ilmunya kepada saya. Beliau juga turut memberikan motivasi kepada anak-anak mudah untuk belajar mengabadikan karya-karya mereka dalam bentuk apa pun. Diakhir perbincangan kami, saya juga tidak lupa untuk meminta kontak beliau dan beberapa alamat akun sosmed-nya untuk saya apresiasi karya-karya lainnya.

Sumber: tegaraya.com

Penutup

Pameran Seni Lukis dan Drawing “Borneo dalam Drawing” telah selesai pada dan ditutup pada tanggal 22 Mei 2022. Kesan dan pengalamannya masih terasa hingga pergelarannya usai.Selama Pameran tersebut saya juga banyak berkenalan langsung dari anggota Komunitas PEKAT lainnya. Mereka banyak memaparkan cerita tentang rutinitas Para Seniman Lukis di Provinsi Kalimantan Tengah yang telah tergabung di Komunitas tersebut.

Pengurus Komunitas PEKAT memamparkan sebuah rencana mereka kepada saya bahwa pada beberapa bulan kedepan akan diselenggarakan Pameran Komersial Seni Lukis Provinsi Kal-Teng. Pameran Seni Lukis ini akan dirancang oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Kalimantantan Tengah bersama Komunitas PEKAT, yang bertujuan untuk mengakomodir penjualan karya-karya Seni Lukis bercorak Kebudayaan Dayak dan mengundang para penggemar Seni Lukis untuk membeli lukisan yang telah dipamerkan tersebut.

Demikian sekilas cerita singkat saya tentang pengalaman menelusuri Pameran Seni Drawing “Borneo dalam Drawing” pada tanggal 14-22 Mei 2022 di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Yuks mampir ke Kota Palangka Raya dan menelusuri kekayaan Seni dan Budaya di Kalimantan Tengah.

Guest Post dari Tomy Tegar, penulis blog seni & fotografi di tegaraya.com

Cheers,

Jastitahn

Advertisement

Mengintip Koleksi Peta dan Foto Antik di Bartele Gallery

Berjalan-jalan di waktu weekend, memang menjadi hal seru mengasyikkan. Merefresh kembali pikiran dari padatnya rutinas senin – jumat untuk melihat dunia luar. Kali ini ada satu tempat yang membuatku tertarik untuk dikunjungi. Iya, sebuah galeri seni, namanya Bartele Gallery.

Bartele Gallery merupakan sebuah galeri yang menjual foto, peta antik, buku, pajangan atapun barang-barang antik lainnya dari seluruh penjuru Indonesia hingga Asia.

Lokasi Bartele Gallery

Bartele Gallery terletak di Mandarin Oriental Hotel Lantai 2
Jl. MH Thamrin, RT.1/RW.5, Menteng, Kec. Menteng, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310

Jam Operasional Bartele Gallery

Buka setiap hari, mulai pukul 11.00 – 20.00

Koleksi Bartele Gallery

Pemilik galeri ini adalah Bartele Santema. Ia mengumpulkan semua koleksinya bersama dengan kurator galeri dan ahli peta (kartografer), David E. Parry. Galeri ini didirikan pada tahun 2009 dan menjadi satu-satunya toko khusus di Indonesia di mana kamu dapat membeli cetakan peta antik.

Di galeri ini, kita dapat menemukan bermacam-macam koleksi peta antik dari berbagai lokasi di Indonesia.  Koleksinya pun sangat beragam, bahkan ada yang telah berumur 100 tahun hingga 500 tahun, lho!

Banyak pulau yang digambarkan dalam sebuah peta, yang bahkan ada peta Indoensia ketika bentuknya belom seperti sekarang. Mengagumkan sekali! Peta-peta ini lah yang menjadi sebuah karya seni nyata dalam melacak evolusi dari satu masa ke masa lainnya.

Baca juga: Pameran Seni di 2Madison Art Gallery

Ohya disini juga disediakan meja dan kursi untuk kita bisa membaca dan melihat-lihat karya yang ada. Seru banget! Benar-benar menambah pengetahuan tentang dunia dari masa lalu.

Nah buat kamu pencinta ilmu geografi dan kartografi, galeri ini menjadi pilihan terbaik. Kamu bisa melihat perbedaan gambaran peta pada abad ke-15 sampai dengan peta modern seperti sekarang ini.

Cheers,

Jastitahn