Hiduplah Sesuai Kemampuan

Dari banyaknya celotehan ibuku dari aku kecil hingga dewasa, ada satu kalimat yang selalu aku ingat sampai sekarang, yaitu hiduplah sesuai kemampuan.

Ibuku bukan terlahir dari keluarga kaya raya. Kakekku hanyalah seorang tentara yang pangkatnya masih biasa, dan nenekku seorang penjahit baju. Ujian kakek & nenek ku saat itu adalah menanti kedatangan anak selama 11 tahun. Tentu saja mereka sudah mempasrahkan segala hal pada-Nya, berbagai omongan dari sana sini sudah pernah didengarnya. Hingga pada waktu yang ga disangka-sangka, nenek hamil dan diberikan anak pertama yang menjadi sebuah kebahagiaan yang luar biasa untuk mereka. Hingga akhirnya, nenekku memiliki 11 orang anak. Dimana Ibuku salah satu diantaranya, yang menjadi anak tengah.

Keluarga ibuku hidup dengan keadaan yang cukup sederhana. Setidaknya masih bisa makan dan sekolah. Sejak kakek pensiun, Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga membiayai adik-adiknya sekolah sampai selesai. Kenapa bukan kakaknya? Iyaa, saat itu gaji Ibuku katanya yang paling besar diantara kakaknya yang lain. Walaupun pada saat itu hanya cukup menyekolahkan hingga tingkat SMA aja. Begitu banyak tantangan dan lika-liku yang dijalaninya. Bahkan ketika Ibu cerita padaku rasanya terasa perih, mengingat ibu tak pernah memikirkan dirinya sendiri pada saat itu.

Beranjak dari kisahnya, Ibu selalu berpesan kepada aku dan mas untuk bisa menggunakan uang sebijak mungkin. Hidup sesuai kemampuan akan jauh lebih berarti, dibandingkan rela ngutang sana sini. Ga perlu memaksakan apa yang dirasa belum mampu. Ga perlu iri kalau orang lain punya hal yang berlebih.

Gunakan Uang Sebijak Mungkin

Pesan ini lah yang selalu aku bawa sampai dengan menikah. Iya, menjalani kehidupan yang cukup. Kalau mampu beli, kalau belum mampu nabung lagi sampai dirasa bisa. Karena pada kenyataannya, kehidupan setelah menikah jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan bukan? Ada banyak hal yang harus dipikirkan. Belum lagi harus beradaptasi dan mengenal pasangan. Ada dua kepala yang terlibat akan apapun. Jadi harus sama-sama belajar menurunkan ego untuk bisa mendapatkan keputusan yang baik.

Nyatanya, mengatur keuangan di awal pernikahan terasa empot-empotan! Haha ada yang ngerasa gini juga kah? Mendadak jadi ga bisa nabung banyak, udah nabung ujung-ujungnya kepake, dan lain sebagainya. Apalagi terasa sekali ketika membeli berbagai isi rumah yang ga sedikit! Dari mulai printilan yang cuma sepuluh ribuan, sampai ke yang besar-besar tapi penting xixie belom lagi punya adik yang masih sekolah. Tapi Alhamdulillah.. masih tetap bisa tercukupi semua, walaupun Hhh… sedikit banyaknya drama yang terjadi didalamnya.  

Sampai akhirnya aku bertemu dengan teman-temanku yang juga baru merintis rumah tangga, juga ngobrol dengan tetangga kanan kiri, yang ternyata setelah mendengar kisah-kisah mereka…ya…

“Semua orang bertahan hidup dengan caranya masing-masing.”

Masalah yang terjadi padaku memang ga sama dengan masalah mereka. Tapi kenyataannya kita sama-sama struggle, sama sama ups & downs. Sama-sama bersusah payah untuk bisa menjaga keluarga tetap bahagia. Sama-sama bertahan dari terpaan angin dan badai yang menerpa. MasyaAllah..

Dari sini, aku sadar bahwa semua orang punya ke khawatirannya masing-masing. Dan itu biasa! Itu bukan hal yang besar, karena semua hal itu cukup dijalani saja, ga perlu diambil pusing. Yang penting masih dalam batas yang terkendali.

Sebagai tipikal perencana, aku selalu mencari cara untuk tetap bisa menabung walaupun ga banyak. Sebelum jadi anak kuliahan, aku selalu nabung di Ibuku. Jadi tiap bulan ceritanya setoran, nanti ibuku yang mencatat dan menyimpan uangnya. Kalau aku mau beli sesuatu, tinggal minta deeh ke Ibu. Jadi memang dari kecil, aku sudah dibiasakan belajar menabung. Dan bagiku, ini penting sekali untuk diterapkan oleh anak ku nanti.

Tapi setelah kuliah, aku mencoba untuk mengelolanya sendiri. Belajar mengenal bahkan mencoba berbagai instrumen investasi, dari mulai emas, reksa dana, saham, P2P lending, hingga crypto. Alhasil, ujung-ujungnya emang yang nyaman dan ga bikin deg-degan adalah emas dan reksa dana. Kalau emas untuk jangka panjang, sedangkan reksa dana bisa kita sesuaikan dengan jangka waktu yang kita butuhkan saja. Ohya sedikit pengenalan aja, reksa dana adalah salah satu instrumen investasi yang dimana uang yang kita setorkan akan dikelola oleh manajer investasi.

Nah, kalau ngobrolin soal investasi gini, aku menggunakan aplikasi Bibit sebagai tempatku berinvestasi. Fyi, Aplikasi Bibit ini sebenarnya masih tergolong baru, namun entah kenapa aku mempercayainya. Mungkin karena fitur yang ada di aplikasi ini lengkap dan sudah diawasi oleh OJK. Dan yang terpenting adalah user friendly (karena ini yang aku cari). Di aplikasi ini kita bisa dengan mudahnya memilih ingin menabung dimana. Terdapat infografis terkait perusahaannya, dari mulai grafik growth per tahunnya, pengkonversiannya uang yang kita setor kemana saja, dan lainnya.

Aplikasi Bibit
Aplikasi Bibit

Yang paling aku sukanya lagi, di aplikasi ini bisa dibuat per kategori sendiri menabungnya untuk apa dan ada fitur instan, alias bisa dicairkan kapan aja. Jadi kalau blog ku isinya jalan-jalan terus, aku nabung di Bibit ini lho! Nah, untuk saat ini karena udah berumah tangga, aku jadi punya banyak kategori. Dari mulai tabungan pribadi, dream house, pendidikan anak, ibadah, traveling hingga dana pensiun! Xixie ambis banget yaa, eitsss tapi semua Alhamdulillah ada isinya kok :)) yaa sedikit demi sedikit lama lama jadi bukit kan~

Jadi intinya, menabung itu penting!

Ohya, kalau kamu mau coba juga nabung reksa dana di Bibit, kamu bisa pakai kode referral ku: jastitahn saat melakukan registrasi. Nantinya, kamu akan dapat cashback sebesar Rp 25.000 yang dapat dipakai pada saat pembelian reksa dana pertama kamu. Lumayan banget!

Last but not least, Hiduplah sesuai kemampuan. Jangan selalu mengikuti lifestyle tanpa dibarengi dengan keadaan yang sebenarnya. Janganlah hidup dengan gali lobang dan tutup lobang terus-terusan. Karena menjalani hidup yang cukup adalah lebih dari cukup.

Cheers,

Jastitahn

19 thoughts on “Hiduplah Sesuai Kemampuan

  1. Nah, ini bisa buat misahin tabungan buat dana darurat dan dana untuk kebutuhan sehari-hari ya.

    Btw, kalau mau tarik tunai musti transfer dulu ke rekening bank gitu ya?

    Like

  2. Penting banget disampaikan terkhusus anak muda, milenial atau apalah istilahnya. Hidup sederhana menjauhkan kita dari jeratan pinjol, yang hanya buat nongkrong di kafe buat story IG.

    Like

  3. Mantap.
    Aku memulai investasi masih menggunakan cara lama, yakni emas. Tapi ya memang naik turunnya tetep menguntungkan. Semoga dengan hidup sesuai kemampuan, minimal kita bisa belajar management disiplin untuk diri sendiri. Berasa ketampol banget ngomong kaya gini, hehehe..

    Like

  4. Saya setuju karena penyebab harga yang tinggi adalah gengsi dan keinginan untuk diakui, meskipun sebenarnya lebih baik menabung terlebih dahulu ketika kita ingin mendapatkan sesuatu daripada harus memaksa diri. Terima kasih atas berbaginya, Mbak.

    Like

  5. Setuju karena yg bikin mahal adlaah gengsi dan ingin diakui, padahal menabung dulu lebih baik saat menginginkan sesuatu dari pada harus memaksakan diri, thks sharingnya nya mb

    Like

  6. Saya juga pakai aplikasi bibit ka buat nabung dana darurat, meski nabungnya dikit2 sih dan kadang kepake juga buat kebutuhan, setidaknya aplikasi reksadana bibit ini cukup membantu.

    Thank u reminder untuk hidup sesuai kemampuannya.

    Like

  7. setuju banget sama judulnya, hidup sesuai kemampuan
    karena kalau dipaksakan, endingnya juga akan menyusahkan diri sendiri
    aku sendiri juga tim Bibit mbak, toss dulu
    memang untuk menabung kadang agak susah, tapi harus dibiasakan dan konsisten juga

    Like

  8. penting banget ya kak, menanamkan kesadaran akan hidup sederhana. jaman sekarang, jika masa depan tak disiapkan, mungkin generasi sekarang akan masuk dalam golongan yang susah hidup sederhana karena ekspektasinya terlalu tinggi…..

    Like

    1. Setuju bahwa menabung itu penting. Sangat penting malah. Dan menabung itu di awal gajian, bukan di akhir gajian. Gak perlu banyak2, semampunya tapi konsisten. Itu salah satu catatan penting yg kucoba terus terapkan dlm keseharian ku.

      Like

  9. Saya setuju banget dengan kata-kata di atas tentang hidup sesuai kemampuan, karena semakin banyak gaya tentu akan semakin banyak anggaran yg dibutuhkan dan bila tidak sesuai dengan kemampuan tentu hanya akan menyiksa

    Like

  10. saya setuju banget nih sama kutipan tentang keuangan diatas kalo sebaiknya kita jangan memaksakan sesuatu yang diluar kemampuan kita. tapi ya itu kadang orang beda2 juga sih, semua orang punya tujuan masing2. btw saya salfok sama cerita tentang neneknya yang menunggu 11 tahun untuk punya anak, namun akhirnya punya anak sampe 11. luar biasa. nice story kak.

    Like

  11. wah Masya allah, sepakat mba.. kita harus hidup sesuai kemampuan dan berinvestasi sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup.

    next bahas lebih rinci berinvestasi di bibit mba.. saya sudah install aplikasinya tapi belum mulai berinvestasi..

    Like

Leave a reply to lendyagassi Cancel reply