Ada yang udah nonton film I Am Greta?
I Am Greta adalah film dokumenter yang mengisahkan tentang Greta Thunberg. Eitsss udah tau dong siapa Greta Thunberg? Greta Thunberg adalah seorang aktivitas remaja yang menyeruakan isu krisis iklim global. Kehadiran Greta Thunberg memancing perhatian dunia saat berpidato di parlemen Swedia pada 2018 lalu.
Film ini memperlihatkan perjalanan aktivisme Greta ketika menyuarakan krisis iklim global. Berawal dari aksi protesnya yang duduk sendirian di dekat dinding badan Legislatif Swedia, dengan tulisan ditangannya “School Strike For Climate”. Hingga akhirnya Ia diundang ke pertemuan dengan para pemimpin dunia dan menyampaikan aspirasinya dalam konferensi Internasional.
Melalui aksi kontroversial yang dilakukan oleh Greta, mengingatkan kita bahwa isu krisis iklim bukan hanya tanggung jawab para pemangku kebijakan, tapi juga merupakan tanggung jawab dari seluruh masyarakat dari semua kalangan. Karena nyatanya, perubahan iklim tidak hanya berdampak pada alam, tapi pada seluruh aspek kehidupan manusia. Dan memerlukan solusi yang sistemik yang mampu melindungi Bumi untuk generasi penerus bangsa.
Baca juga: Masyarakat Adat: Lindungi Mereka, Selamatkan Bumi
Berbicara tentang perubahan iklim, pada ngerasa gak sih kalau cuaca di Indonesia belakangan ini cukup ekstrem?
Kondisi Lingkungan Indonesia Saat ini
Kondisi Cuaca Indonesia saat ini cenderung labil dan sangat meresahkan masyarakat, seperti meningkatnya frekuensi bencana banjir, meningkatnya bencana kekeringan, dan mundurnya masa musim hujan. Apalagi beberapa waktu lalu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Apa itu siklon tropis? Dan apa pengaruhnya?
Siklon tropis adalah badai yang muncul di laut akibat permukaan air laut yang menghangat. Adanya siklon tropis dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat, gelombang laut tinggi serta angin kencang yang harus diwaspadai. Apalagi Indonesia yang merupakan negara maritim.
Menurut klimatologi, wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun nyatanya banyak juga siklon tropis yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia, dan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia. Contohnya adanya siklon tropis Kirrily diatas Kepulauan Kai, Laut Banda pada April 2009. Siklon ini menyebabkan hujan lebat dan storm surge, dan tercatat jalan raya, puluhan rumah rusak dan terendam akibat gelombang tinggi yang terjadi.
Munculnya siklon tropis yang semakin sering menimbulkan banyak bencana di Indonesia. Terutama banjir dan tanah longsor yang Salah satunya terjadi dua tahun lalu, yaitu Siklon Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya pada April 2021.
Banyaknya bencana alam yang terjadi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga pada kesejahteraan masyarakat. Misalnya, masyarakat akan kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariannya dari adanya bencana banjir. Tak hanya itu, daerah yang terkena banjir akan rentan terkena penyakit yang berbahaya bahkan bisa mengganggu kesehatan mental. Sungguh mengerikan sekali bukan perubahan iklim ini?
Dampak Emisi Karbon Pada Perubahan Iklim Terhadap Lingkungan
Indonesia sebenarnya memiliki hutan tropis yang besar. Bahkan ketiga terbesar di Dunia! Namun nyatanya, emisi karbon yang dhasilkan juga tidak kalah tinggi. Emisi karbon memberikan dampak yang cukup terasa bagi aspek kehidupan, terutama pada lingkungan.
Dampak Buruk Emisi Karbon untuk Lingkungan
- Meningkatnya suhu bumi
- Meningkatnya curah hujan dan potensi hujan lebat hingga badai yang lebih sering terjadi
- Adanya kebakaran hutan akibat gelombang panas
- Terjadinya abrasi pantai
- Banyak satwa liar mengalami stres akibat iklim yang tidak menentu
- Cuaca tidak stabil
- Berkurangnya sumber air bersih
Dampak emisi karbon yang disebutkan diatas sudah kita rasakan secara perlahan. Namun sadarkah kita akan hal itu? Lalu bagaimana cara mengurangi emisi karbon tersebut #UntukBumiku yang lebih hijau?
Cara Mengurangi Emisi Karbon
Peningkatan emisi karbon menjadi masalah lingkungan yang serius dan membutuhkan tindakan nyata. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengurangi jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari. Berikut 6 Cara Mengurangi Emisi Karbon yang bisa dilakukan.
- Bijak Menggunakan Energi
Hal sederhana yang berdampak adalah bijak dalam menggunakan energi yang kita gunakan sehari-hari. Konsisten menggunakan energi secara bijak tentu akan membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan, seperti mematikan peralatan yang menggunakan listrik jika tidak sedang digunakan yaitu kipas angin, Air Conditioner (AC), charger ponsel, dispenser, mesin cuci, televisi dan lainnya.
- Mengurangi Food Waste
Berdasarkan data dari The Economics Intelligence Unit, pada tahun 2021 tercatat bahwa Indonesia termasuk peringkat kedua penghasil food waste terbesar di dunia. Disadari atau tidak, tindakan membuang makanan ke tempat sampah dapat berkontribusi meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer. Oleh karenanya, kita perlu bijak dalam membeli, menyimpan dan mengonsumsi makanan.

- Mengurangi Sampah Plastik
Mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai seperti botol plastik, kantong plastik, dan kemasan makanan dapat mengurangi emisi karbon yang signifikan. Hal ini cukup sederhana namun nyatanya masih sulit untuk dilakukan. Biasakan bawa botol minum, totebag kemanapun kamu pergi ya!
- Menggunakan Barang Berkualitas
Sebagai konsumen yang bijak, kita dapat memilih untuk menghentikan kebiasaan hidup konsumtif. Maka pilihlah barang yang berkualitas baik dan tahan lama, daripada membeli barang murah yang cepat rusak. Hal ini dapat membantu mengurangi limbah dan emisi karbon yang dihasilkan.
Baca juga: Langkah Kecilku Dalam Mengurangi Fast Fashion
- Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Menggunakan kendaraan pribadi memang menjadi satu hal yang tak terpisahkan dalam menunjang aktivitas keseharian. Tapi kita juga bisa mengurangi penggunaan ini secara perlahan dimulai dari jarak yang dekat. Misalnya mencoba naik sepeda untuk ke minimarket depan komplek, atau berjalan kaki ke warung sayur.
- Mulai Membiasakan Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan
Mengembangkan kebiasaan hijau yang bijak dalam keseharian seperti lima poin yang disebutkan diatas tentu akan mengurangi jejak karbon kita secara signifikan. Mengurangi jejak karbon tidaklah sulit, namun kita perlu konsisten dalam melakukannya.

Kebijakan Untuk Mengurangi Mitigasi Risiko Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat kita cegah jika kita bisa bergerak bersama. Hal sederhana yang kita lakukan untuk melindungi Bumi akan jauh lebih berarti daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali. Dimulai dari niat yang baik, pasti akan menghasilkan hasil yang baik pula bukan?
Jika memiliki kesempatan dalam membuat kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim, tentu saja ada banyak ide yang terlintas di kepala. Hanya saja, kebijakan ini akan bisa berjalan apabila pemerintah pun bisa dengan tegas dan siap menciptakan negaranya untuk melawan perubahan iklim dan mendukung segala prosesnya. Berikut beberapa kebijakan untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim.
- Pendidikan Ramah Lingkungan
Mengajarkan pendidikan ramah lingkungan sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan anak-anak akan mengikuti arahan sesuai yang diajarkan dan nantinya akan terbiasa melakukan hal tersebut. Tidak hanya untuk anak-anak, sering kali sebagai orang dewasa ataupun orang tua lupa bahwa mereka sendiripun perlu melakukannya di keseharian.
Oleh karenanya perlu juga diadakannya pendidikan ramah lingkungan secara rutin untuk orang dewasa ataupun orang tua, agar gaya hidup ramah lingkungan dapat dijalankan dengan baik, sehingga setiap keluarga bisa #BersamaBergerakBerdaya demi masa depan yang lebih cerah.
- Menyediakan Bank Sampah Yang Cukup
Penyediaan bank sampah di setiap kota rasanya belum cukup hingga saat ini. Karena masih banyak masyarakat yang belum terjangkau olehnya, baik secara edukasi, sosialisasi maupun koneksi. Oleh karenanya, kehadiran bank sampah perlu di tingkatkan lagi ke seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
- Menyediakan Public Space Pada Setiap Kota
Umumnya public space dibuat untuk mewadahi aktivitas masyarakat untuk bertemu, berkumpul dan berinteraksi baik untuk kepentingan ekonomi, sosial maupun budaya. Jika ditinjau dari aspek lingkungan, hadirnya public space yang dilengkapi dengan unsur-unsur vegetasi, sedikit banyaknya dapat memberikan andil dalam mengurangi dampak polusi udara lho!
- Membatasi Penjualan Kendaraan Pribadi
Banyaknya penggunaan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum akan menyebabkan lalu lintas terganggu dan mengakibatkan kemacetan. Tentu saja emisi karbon yang dihasilkan juga semakin banyak! Tapi herannya setiap tahunnya terus memproduksi model terbaru dan bahkan penjualan mobil maupun motor saat ini seakan di mudahkan dengan adanya sistem kredit. Lalu bagaimana soal menjaga lingkungan?
Oleh karenanya seharusnya pemerintah bisa membatasi penjualan kendaran pribadi dalam kurun waktu tertentu. Kelihatannya mungkin agak sulit dilakukan, tapi demi menjaga lingkungan dan Bumi ini, tidak bisa kah kita mencobanya?
- Meyediakan Sistem Transportasi Publik
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi tentu perlu diimbangi dengan menyediakan sistem transportasi publik yang terintergrasi. Hal ini bertujuan untuk tetap mengakomodasi mobilitas masyarakat tanpa harus meninggalkan emisi karbon yang tinggi.
Penutup
Megurangi risiko perubahan iklim tentu membutuhkan adanya kolaborasi dari semua pihak untuk dapat #BersamaBergerakBerdaya. Karena dengan melakukannya secara bersama, hal yang tadinya sulit akan terasa mudah. Ingat kan pepatah bersatu kita teguh bercerai kita runtuh? Sama halnya dalam menjaga lingkungan #UntukBumiku ini. Mari kita bersatu melindungi dan melawan perubahan iklim!
Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!
Cheers,
Jastitahn
Referensi:
– https://www.yayasanbinabhaktilingkungan.or.id/negara-penghasil-sampah-makanan-terbesar-dunia/#:~:text=Indonesia%20Sebagai%20Salah%20Satu%20Negara,FLW)%20terbesar%20kedua%20di%20dunia.